Kamis, 29 Maret 2018

Rangkuman Materi Perawatan & Perbaikan Mesin


A. Perawatan dan Perbaikan Mesin
Pengertian perawatan ( maintenance ) itu sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan kegiatan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan yang diperlukan agar sarana fasilitas pada kondisi yang diharapkan dan selalu dalam kondisi siap pakai. Berikut tujuan perawatan dan perbaikan mesin adalah:
1. Memperpanjang usia kegunaan aset. Hal ini terutama penting di negara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
2. Menghemat waktu, biaya dan material karena peralatan terhindar dari kerusakan besar.
3. Kerugian baik material maupun personel akibat kerusakan dapat dihindari sedini mungkin, karena terjadinya kerusakan da atau timbulnya kerusakan tambahan akibat kerusakan awal dapat segera dicegah.

B. Peran Perawatan dan Perbaikan dalam Sistem Kesiapan Fasilitas
1.Merubah proses
2.Merancang kembali komponen yang gagal
3.Mengganti dengan komponen baru atau yang lebih baik
4.Meningkatkan prosedur perawatan preventif. Sebagai contoh, melakukan
pelumasan   sesuai ketentuannya atau mengatur kembali frekuensi dan isi daripada pekerjaan inspeksi
 5. Meninjau kembali dan merubah sistem pengoperasian mesin. Misalnya dengan merubah beban unit, atau melatih operator dengan sistem operasi yang lebih baik, terutama pada unit-unit khusus.
Tujuan utama perawatan:
1. Untuk memperpanjang umur penggunaan asset.
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan dapat diperoleh laba yang maksimum.
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.


2. Klasifikasi dan Jenis Perawatan
Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu istilah “perawatan” dan “perbaikan”.Perawatan dimaksudkan sebagai aktifitas untuk mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan dimaksudkan sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan.
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi dua cara: 1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance). 2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance). Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut:

A. Perawatan yang direncanakan, yaitu perawatan yang terorganisasi dilakukan dalam bentuk waktu yang panjang, terkontrol dan tercatat. Perawatan ini dilakukan dengan kebijaksanaan yang telah dipertimbangkan terlebih dahulu dengan baik. Kebijaksanaan tersebut ditetapkan secara terkontrol dan terarah untuk mendukung  rencana yang telah ditetapkan. Adanya catatan sejarah statistik untuk mengevaluasi hasil kebijaksanaan yang telah digariskan guna menetapkan kebijaksanaan selanjutnya yang lebih sempurna.

B. Perawatan yang tidak direncanakan  adalah perawatan yang dilakukan akibat adanya masalah pada suatu alat/mesin sehingga menimbulkan keadaan mendesak.
Bentuk-bentuk Perawatan :
1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
 Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif). Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
2. Perawatan Korektif
 Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
3. Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
4. Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.
5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.
6. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
 Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.

Tujuan Perawatan :
Secara umum perawatan m,empunyai tujuan – tujuan yang menurut A. S Corder adalah  untuk :
·         Memungkinkan tercapainya mutu produksi dan kepuasan pelanggan melalui penyesuaian , pelayanan dan pengoperasian peralatan secara tepat .
·         Memaksimalkan umur kegunaan dari sistem .
·         Menjaga agar sistem aman dan mencegah berkembangnya gangguan keamanan.
·         Meminimalkan biaya produksi total yang secara langsung dapat dihubungkan dengan service dan perbaikan
·         Memaksimalkan produksi dari sumber – sumber sistem yang ada .
·         Meminimalkan frekuensi dan kuatnya gangguan terhadap proses operasi.
·         Menyiapkan personel , fasilitas dan metodenya .
·         Agar mampu mengerjakan tugas –tugas perawatan .
( A. S Corder , 92 , Hal ; 81 )

3. Jenis Pelumasan Dan Teknik Pelumasan

A.  Jenis Pelumasan
1.    Pelumas Cair
Sebagian besar pelumas oli yang beredar di pasaran dan paling banyak penggunaannya terbuat dari bahan dasar minyak bumi. Oleh karena itulah sering kali kita menyebutnya sebagai mineral oil (oli mineral), yakni oli yang berbahan dasar dari minyak bumi hasil tambang (mining). Oli mineral dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu Paraffinic, Naphtenic, dan Aromatic.
Oli parafin sangat baik digunakan pada mesin manufaktur, untuk pelumas mesin industri, serta pada proses produksi industri karet, tekstil, dan kertas. Oli naphtenic lebih cocok digunakan pada kondisi temperatur kerja rendah, terutama untuk pendingin trafo industri, serta pendingin pada proses permesinan. Sedangkan oli aromatik berwarna hitam dan sangat lazim digunakan sebagai bahan seal manufaktur, serta sebagai perekat dan pengencer produksi aspal.
Namun, Pelumas oli mineral memiliki keterbatasan paling besar yakni kurangnya ketahanan terhadap temperatur kerja tinggi. Solusi dari kelemahan tersebut adalah dibuatnya oli melalui proses sintesa sehingga didapatkan oli dengan spesifikasi terbaik sesuai dengan yang dibutuhkan. Pelumas jenis ini biasa kita kenal sebagai oli sintetis, sebab oli tipe ini tidak berasal dari minyak bumi melainkan dari bahan organik maupun anorganik yang melewati proses-proses khusus sehingga didapatkan spesifikasi yang dibutuhkan terutama ketahanan terhadap temperatur tinggi.
Perpaduan antara oli mineral dengan oli sintetis biasa disebut dengan oli semi-sintetis. Dengan campuran maksimal sebanyak 30% oli sintetis, diharapkan akan didapatkan pelumas dengan kualitas tidak jauh berbeda dengan oli murni sintetis, namun dengan harga yang lebih terjangkau. Oli sintetis memang dikenal mahal karena proses pembuatannya yang lebih rumit dibandingkan dengan biaya mengolah oli mineral.
Banyak produk dari Prestasi Lubricants yang merupakan jenis pelumas cair, seperti oli motor, minyak rem, air radiator, dan lain sebagainya.

2.  Pelumas Semi-Cair (Grease)
Grease, atau yang dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan sebutan "gemuk", memiliki karakteristik khas, yang membuatnya sangat cocok digunakan pada sebuah sistem mekanis yang hanya bisa dilubrikasi secara berkala, serta sistem yang tidak mungkin dapat dilubrikasi oleh oli. Grease juga berfungsi sebagai sealent untuk mencegah masuknya air atau material lain ke dalam sistem mesin.
Prestasi Lubricants juga memproduksi pelumas semi-cair (gemuk) untuk kendaraan bermotor anda.

3.  Pelumas Padat
Pelumas padat atau juga dikenal dengan pelumas kering memiliki gaya gesekan rendah. Masing-masing lapisan molekul dapat bergeser relatif terhadap lapisan yang lain hanya dengan sedikit gaya saja. Bahan yang paling banyak dikenal sebagai pelumas padat yaitu grafit.
Grafit banyak digunakan di kompresor udara, industri makanan, sambungan rel kereta, roda gigi terbuka, ball bearing, serta alat-alat perbengkelan. Grafit juga lazim digunakan pada gembok dan mesin kunci. Hal ini dilakukan karena jika digunakan oli untuk melumasi mesin kunci, debu-debu di udara justru mudah menempel dan akan cepat merusak komponen-komponen mesin.

B.  Sifat-Sifat Pelumas
1.    Viskositas
Viskositas atau kekentalan didefinikan sebagai tahanan fluida untuk mengalir. Makin tinggi viskositas, makin sulit fluida tersebut untuk mengalir (makin kental). Satuan viskositas adalah centistokes (cSt) atau mm²/s.
Viskositas dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan. Untuk menunjukkan ketahanan viskositas terhadap perubahan temperatur pada tekanan atmosfer, dipakai indikator yang disebut viscosity index (VI), dimana perubahan viskositas diukur pada temperatur 40°C dan 100°C. Pelumas yang stabil (tidak banyak mengalami perubahan viskositas dengan adanya perubahan. temperatur) mempunyai VI yang tinggi, dan sebaliknya.

2.    Pour Point
Pour point atau titik tuang adalah temperatur terendah dirnana pelumas masih dapat mengalir.

3.    Stabilitas terhadap oksidasi
Sifat ini sangat penting bagi semua pelumas, terutama untuk penggunaan pada temperatur tinggi.

4.    Total Base Number
Total Base Number (TBN) menunjukkan kernarnpuan pelumas menetralisasi asam hasil oksidasi, kemampuan detergensi dan dispersansi guna mernbersilikan mesin dari kotoran atau deposit yang terbentuk dari hasil pernbakaran bahan bakar maupun hasil oksidasi pelurnas itu. sendiri.

5.    Total Acid Number
Total Acid Number (TAN) menunjukkan tingkat keasarnan yang berasal dari aditif (untuk Fresh Oil). Peningkatan nilai TAN pada pelurnas yang telah digunakan untuk mengindikasikan terbentuknya asarn lemah dalarn pelurnas dan pada nilai tertentu menunjukkan tanda bahwa pelurnas sudah tidak dapat digunakan lagi.

6.    Sifat anti karat
Sifat ini penting bila pelumas terkontarninasi air dalarn sistern peralatan atau mesin. Partikel karat dalarn pelumas dapat berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat oksidasi pelurnas, bersarna kontarninan lain dalarn sistem sirkulasi, karat dapat menyumbat filter atau "Servo Valve".

7.    Demulsibility
Demulsibility adalah sifat kemudahan untuk terpisah dari air. Sifat ini penting bagi pelurnas turbin, hidrolik, kornpressor, sistern sirkulasi dan pelurnas mesin diesel putaran menengah sampai lambat yang dilengkapi dengan water separator.

8.    Flash Point dan Fire Point
Flash point atau titik nyala adalah temperatur minimum pelumas yang dapat menguap pada tekanan atmosfer sehingga dapat menyala bila didekatkan pada api. Fire point atau titik bakar adalah temperatur minimum dimana uap pelumas cukup banyak dan dapat terbakar. Fire point pelumas biasanya 30°C diatas flash point-nya.

9.    Copper Strip Corrosion
Sifat ini digunakan secara luas untuk mengevaluasi pengaruh korosi pelumas terhadap tembaga karena umumnya mesin atau peralatan industri mengandung bagian metal yang terbuat dari tembaga.

10.    Densitas
Densitas adalah perhandingan berat dengan volume. Karena volume berubah terhadap tekanan dan suhu, maka densitas demikian pula. Densitas penting untuk menghitung volume menjadi satuan berat atau sebaliknya guna perhitungan biaya angkutan.
Secific Gravity (SG) atau berat jenis pelumas adalah perbandingan antara densitas pelumas terhadap densitas air. Sebagai standar, untuk pelumas digunakan SG pada 15/4°C, yang berarti pelumas diukur pada suhu 15°C, sementara air diukur pada suhu 4°C, keduanya pada tekanan atmosfer.
11.    Warna
Warna pelumas secara normal tidak ada hubungannya dengan sifat-sifat pelumasan kecuali untuk melihat adanya kontaminasi atau sebagai petunjuk untuk kesamaan dari produk bersangkutan.

C. Bahan Aditif Pelumas
- Anti Oksidan, fungsinya untuk mencegah terjadinya proses oksidasi pada molekul pelumas.
- Detergent, untuk menjaga permukaan logam agar bebas dari kotoran.
- Dispersant, mengendalikan dan membawa kotoran agar terdispersi merata dalam pelumas.
- Anti karat atau korosi, untuk mencegah terjadinya karat pada bagian logam yang berhubungan dengan pelumas.
- Anti wear, mencegah gesekan dan keausan permukaan mesin.
- Friction modifier, untuk meningkatkan tingkat kelicinan film pelumas.
- Pour point despressant, mampu menjadikan pelumas tetap mudah mengalir pada temperatur rendah.
- Anti foam, mencegah terbentuknya busa ada pelumas.
- Viscosity improver, untuk menjaga viskositas oli pada suhu rendah dan tinggi. (motor.otomotifnet.com)

D.    Sistem Pelumasan Mesin

Pelumasan Celup
Pelumas jenis ini hanya efiesien untuk kecepatan rendah dan sering kali digunakan untuk pelumasan pada kotak roda gigi.
Penutup bak oli harus betul-betul baik, sehingga tidak terjadi kebocoran.

Pelumasan Percikan
Komponen bergerak yang ada di dalam gearbox tertutup.Selama berputar, komponen ada saat tercelup ke dalam oli sehingga timbul percikan oli sehingga melumasi komponen lainnya.Permukaan oli dapat diperiksa dengan melihat pada glass indicator-nya.

Pelumasan Sirkulasi
Komponen yang bergerak terletak di dalam gearbox tertutup.Sejumlah oli dimasukkan ke dalam suatu tangki khusus yang disirkulasikan  oleh sebuah pompa oli.
Sirkulasi oli dapat dikontrol melalui indicator

Pelumasan Tetesan
Pelumasan ini menggunakan pemberian oli secara periodik pada bantalan. Mangkuk tertutup berisi oli dihubungkan dengan pipa yang menuju bantalan. Klep jarum dipergunakan untuk mengatur aliran oli.

Pelumasan kabut
Aliran pelumas ke komponen yang bergerak diperoleh dari udara kompresor kering yang dihembuskan sehingga terjadi pengabutan.

Pelumasan mangkok grease
Salah satu contoh pelumasan bantalan dengan grease/gemuk. Sebuah mangkuk diisi grease, lalu ditekan dengan handle pemutar ulir.

Pelumasan pistol
Grease gun digunakan untuk memompakan grease melalui nipple.
Perlu diperhatikan penggunaan pelumas ini, tidak semua nipple diberi grease.

Pelumasan sendiri (langsung, via kapiler)
Pelumasan sendiri terbagi menjadi dua :
1. Langsung, metode pelumasan ini digunakan untuk mesin-mesin kecepatan rendah dimana beban bantalan ringan. Grease diberikan langsung pada bantalan.
2. Via Kapiler, bantalan dibuat dari bahan yang berpori yang dapat diresapi oli hingga masuk ke dalam. Apabila bantalan berputar, oli akan merembes keluar dan melumasi permukaan .

DAFTAR PUSTAKA :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar