ADAT
PADANG
A.
Unsur2 budaya yang terdapat dari adat
padang?
B.
Tradisi Pernikahan :
1.
Mengapa singgasana pengantin dibuat
untuk bersila dan bersimpuh?
2. Apa arti dari sepasang setajuak yang
ditaruh didepan pelaminan disebelah kiri dan kanan dan berjumlah sebelas?
3.
Apa arti dari simbol tari gelombang,
pepatah petitih dan tari persembahan?
4.
Apa arti dari ritual Sang marapulai
berjalan diatas kain putih yang langsung digulung karena tidak boleh diinjak
oleh siapapun?
5.
Kedua pasangan disuguhi ketan berwarna
warni, apa arti dari ketan yang dipilih?
C.
Tahapan2 upacara pernikahannya?
Jawab
a.
Sistem kesenian : - Seni bangunan, Seni tarian
Sistem
bahasa
Sistem
peralatan hidup : - rumah adat sumatra, makanan khas, senjata khas sumatra
b.
1. Pelaminan khas minang ala Lubuk
Jantan bertaburkan kain bersulamkan benang emas dengan warna yang mendominasi
hitam, warna yang mewakili kalangan datuk. Singgasana pengantin di buat untuk
bersila dan bersimpuh, dan bukan duduk di kursi yang melambangkan bahwa semua
orang sederajat.
2.
Terdapat sepasang setajuak yang ditaruh didepan pelaminan disebelah kiri dan
kanan dan berjumlah sebelas yang menandakan asal keluarga pengantin dari
kalangan bangsawan. Kaki setajuak adalah ketan kuning dan satu lagi berisi
sirih, kapur dan pinang dibungkus saputangan bersulam benang emas. Juga
terdapat sepasang jamba gadang yang di tutup saputangan bersulam emas. Salah
satu jamba gadang tersebut berisi ketan kuning, ketan putih, ketam hitam dan
paniaram. Sedangkan yang lain berisi nasi lengkap dengan lauk pauknya.
3.
Tari Galombang adalah suatu jenis tarian yang dimainkan labiah untuk upacara
dalam tradisi adat maupun majelis perkawinan daripada parmainan atau
pertunjukan biasa. Pada tarian itu dimainkan oleh sekitar puluhan laki-laki
yang terbagi dua kelompok, dimana masing-masing kelompok itu seakan-akan
merupakan rombongan pengawal. Jika rombongan tamu utama maupun tuan rumah yang
mengadakan penjamuan tiba akan didahului diiringi penari gelombang itu, yang
melangkah bagaikan pemain silat. Setiap membuat langkah maju, penari itu
bertepuk tangan, sehingga gerakan penari itu kadang menyerupai dua pasukan yang
akan berperang.
4.
Sang marapulai atau mempelai berjalan diatas kain putih yang langsung digulung
karena tidak boleh diinjak oleh siapapun selain marapulai. Ritual ini
menandakan mempelai membangun keluarga baru yang Insya allah tidak akan
diganggu oleh siapapun. Kemudian kedua mempelai didudukan diatas pelaminan.
5.
Pasangan di suguhi makanan ketan berwarna warni yang berada dihadapan marapulai
dan anak daro. Masing-masing memilih ketan tersebut. Ternyata sang marapulai
memilih ketan hitam, yang memiliki arti perannya sebagai pelindung dan kepala
keluarga sedangkan anak daro memilih ketan putih yang berarti bahwa sebelumnya
anak daro belum pernah menikah. Dalam adat Minang tidak ada acara saling
menyuapi, mempelai masing-masing mengambil sendiri hidangan pilihannya.
c.
- Terdapat
sepasang setajuak yang
ditaruh didepan pelaminan
disebelah kiri dan kanan dan berjumlah sebelas yang menandakan asal
keluarga pengantin dari kalangan bangsawan. Kaki setajuak adalah ketan
kuning dan satu lagi berisi sirih, kapur dan pinang dibungkus saputangan
bersulam benang emas. Juga terdapat sepasang jamba gadang yang di tutup
saputangan bersulam emas. Salah satu jamba gadang tersebut berisi ketan
kuning, ketan putih, ketam hitam dan paniaram. Sedangkan yang lain berisi
nasi lengkap dengan lauk pauknya.
- Dalam
prosesi pernikahan adat minang khas Lubuk Jantan ini
dikisahkan bahwa pengantin pria telah melakukan ijab Kabul pada hari
jum’at setelah sholat Jum’at di Mesjid. Seperti umumnya pernikahan dengan
cara Islam, anak daro saat itu belum bertemu dengan marapulai.Setelah Ijab
Kabul selesai di Mesjid, Marapulai diantar oleh orang tua dan keluarga
mendatangi anak daro dirumahnya. Kedatangan marapulai dirumah anak daro
ini disambut dengan tari gelombang, pepatah petitih dan tari persembahan
yang semua menandakan bahwa marapulai diterima oleh keluarga anak daro.
- Prosesi pernikahan adat Minang khas Lubuk Jantan ini kemudian
dilanjutkan dengan mencuci kaki yang dilaksanakan oleh ibu anak daro,
ritual ini menandakan bahwa marapulai diterima dengan iklas lahir batin
oleh keluarga anak daro. Bila ada perselisihan dan pertengkaran antara
kedua keluarga tersebut, selesai sampai di situ saja dan kini kedua
keluarga sudah menyatu.
- Kemudian
sang marapulai berjalan diatas kain putih yang langsung digulung karena
tidak boleh diinjak oleh siapapun selain marapulai. Ritual ini menandakan mempelai membangun keluarga baru
yang Insya allah tidak akan diganggu oleh siapapun. Kemudian kedua
mempelai didudukan diatas pelaminan.
- Setelah
itu pasangan tersebut di suguhi makanan ketan berwarna warni yang berada
dihadapan marapulai dan anak daro. Masing-masing memilih ketan tersebut.
Ternyata sang marapulai memilih ketan hitam, yang memiliki arti perannya
sebagai pelindung dan kepala
keluarga sedangkan anak daro memilih ketan putih yang berarti bahwa
sebelumnya anak daro belum pernah menikah. Dalam adat Minang tidak ada
acara saling menyuapi, mempelai masing-masing mengambil sendiri hidangan
pilihannya.
- Para
undangan yang hadir disuguhi hiburan berupa tari piring dan dijamu dengan
makanan khas Minangkabau. Dibagian samping kiri dan kanan pelaminan di
gelar sepra (kain putih) tempat menjamu para undangan. Jamuan berupa kue
dan makanan tradisional Minangkabau
seperti lamang, tapai, lapek krucut, kolak diisikan pada piring-piring
kecil. Dan terdapat cirano yang berisi makanan, merupakan persembahan bagi
datuk desa lain,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar