Kamis, 02 Juni 2016

Hasil wawancara dari narasumber

ADAT PADANG
    A.    Unsur2 budaya yang terdapat dari adat padang?
    B.     Tradisi Pernikahan :
    1.      Mengapa singgasana pengantin dibuat untuk bersila dan bersimpuh?
    2.       Apa arti dari sepasang setajuak yang ditaruh didepan pelaminan disebelah kiri dan kanan dan              berjumlah sebelas?
    3.      Apa arti dari simbol tari gelombang, pepatah petitih dan tari persembahan?
    4.      Apa arti dari ritual Sang marapulai berjalan diatas kain putih yang langsung digulung karena tidak      boleh diinjak oleh siapapun?
    5.      Kedua pasangan disuguhi ketan berwarna warni, apa arti dari ketan yang dipilih?
    C.     Tahapan2 upacara pernikahannya?

Jawab
   a.       Sistem kesenian :    -     Seni bangunan, Seni tarian
     Sistem bahasa
Sistem peralatan hidup : - rumah adat sumatra, makanan khas, senjata khas sumatra

  b. 
     1. Pelaminan khas minang ala Lubuk Jantan bertaburkan kain bersulamkan benang emas dengan warna yang mendominasi hitam, warna yang mewakili kalangan datuk. Singgasana pengantin di buat untuk bersila dan bersimpuh, dan bukan duduk di kursi yang melambangkan bahwa semua orang sederajat.
2. Terdapat sepasang setajuak yang ditaruh didepan pelaminan disebelah kiri dan kanan dan berjumlah sebelas yang menandakan asal keluarga pengantin dari kalangan bangsawan. Kaki setajuak adalah ketan kuning dan satu lagi berisi sirih, kapur dan pinang dibungkus saputangan bersulam benang emas. Juga terdapat sepasang jamba gadang yang di tutup saputangan bersulam emas. Salah satu jamba gadang tersebut berisi ketan kuning, ketan putih, ketam hitam dan paniaram. Sedangkan yang lain berisi nasi lengkap dengan lauk pauknya.
3. Tari Galombang adalah suatu jenis tarian yang dimainkan labiah untuk upacara dalam tradisi adat maupun majelis perkawinan daripada parmainan atau pertunjukan biasa. Pada tarian itu dimainkan oleh sekitar puluhan laki-laki yang terbagi dua kelompok, dimana masing-masing kelompok itu seakan-akan merupakan rombongan pengawal. Jika rombongan tamu utama maupun tuan rumah yang mengadakan penjamuan tiba akan didahului diiringi penari gelombang itu, yang melangkah bagaikan pemain silat. Setiap membuat langkah maju, penari itu bertepuk tangan, sehingga gerakan penari itu kadang menyerupai dua pasukan yang akan berperang.
4. Sang marapulai atau mempelai berjalan diatas kain putih yang langsung digulung karena tidak boleh diinjak oleh siapapun selain marapulai. Ritual ini menandakan mempelai membangun keluarga baru yang Insya allah tidak akan diganggu oleh siapapun. Kemudian kedua mempelai didudukan diatas pelaminan.

5. Pasangan di suguhi makanan ketan berwarna warni yang berada dihadapan marapulai dan anak daro. Masing-masing memilih ketan tersebut. Ternyata sang marapulai memilih ketan hitam, yang memiliki arti perannya sebagai pelindung dan kepala keluarga sedangkan anak daro memilih ketan putih yang berarti bahwa sebelumnya anak daro belum pernah menikah. Dalam adat Minang tidak ada acara saling menyuapi, mempelai masing-masing mengambil sendiri hidangan pilihannya.
c.  
  1. Terdapat sepasang setajuak yang ditaruh didepan pelaminan disebelah kiri dan kanan dan berjumlah sebelas yang menandakan asal keluarga pengantin dari kalangan bangsawan. Kaki setajuak adalah ketan kuning dan satu lagi berisi sirih, kapur dan pinang dibungkus saputangan bersulam benang emas. Juga terdapat sepasang jamba gadang yang di tutup saputangan bersulam emas. Salah satu jamba gadang tersebut berisi ketan kuning, ketan putih, ketam hitam dan paniaram. Sedangkan yang lain berisi nasi lengkap dengan lauk pauknya.
  2. Dalam prosesi pernikahan adat minang khas Lubuk Jantan ini dikisahkan bahwa pengantin pria telah melakukan ijab Kabul pada hari jum’at setelah sholat Jum’at di Mesjid. Seperti umumnya pernikahan dengan cara Islam, anak daro saat itu belum bertemu dengan marapulai.Setelah Ijab Kabul selesai di Mesjid, Marapulai diantar oleh orang tua dan keluarga mendatangi anak daro dirumahnya. Kedatangan marapulai dirumah anak daro ini disambut dengan tari gelombang, pepatah petitih dan tari persembahan yang semua menandakan bahwa marapulai diterima oleh keluarga anak daro.
  3. Prosesi pernikahan adat Minang khas Lubuk Jantan ini kemudian dilanjutkan dengan mencuci kaki yang dilaksanakan oleh ibu anak daro, ritual ini menandakan bahwa marapulai diterima dengan iklas lahir batin oleh keluarga anak daro. Bila ada perselisihan dan pertengkaran antara kedua keluarga tersebut, selesai sampai di situ saja dan kini kedua keluarga sudah menyatu.
  4. Kemudian sang marapulai berjalan diatas kain putih yang langsung digulung karena tidak boleh diinjak oleh siapapun selain marapulai. Ritual ini menandakan mempelai membangun keluarga baru yang Insya allah tidak akan diganggu oleh siapapun. Kemudian kedua mempelai didudukan diatas pelaminan.
  5. Setelah itu pasangan tersebut di suguhi makanan ketan berwarna warni yang berada dihadapan marapulai dan anak daro. Masing-masing memilih ketan tersebut. Ternyata sang marapulai memilih ketan hitam, yang memiliki arti perannya sebagai pelindung dan kepala keluarga sedangkan anak daro memilih ketan putih yang berarti bahwa sebelumnya anak daro belum pernah menikah. Dalam adat Minang tidak ada acara saling menyuapi, mempelai masing-masing mengambil sendiri hidangan pilihannya.
  6. Para undangan yang hadir disuguhi hiburan berupa tari piring dan dijamu dengan makanan khas Minangkabau. Dibagian samping kiri dan kanan pelaminan di gelar sepra (kain putih) tempat menjamu para undangan. Jamuan berupa kue dan makanan tradisional Minangkabau seperti lamang, tapai, lapek krucut, kolak diisikan pada piring-piring kecil. Dan terdapat cirano yang berisi makanan, merupakan persembahan bagi datuk desa lain,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar