DR
(HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie
http://statik.tempo.co/data/2013/02/01/id_165077/165077_620.jpg
Dia
adalah salah satu tokoh panutan dan menjadi kebanggaan bagi banyak orang di
Indonesia dan juga Presiden ketiga Republik Indonesia, dialah Prof. DR (HC).
Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi
Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan
bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo.
Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini
dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Masa kecil
Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan.
Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak.
Habibie yang punya
kegemaran menunggang kuda dan membaca ini dikenal sangat cerdas ketika masih
menduduki sekolah dasar, namun ia harus kehilangan bapaknya yang meninggal
dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung saat ia sedang
shalat Isya.Tak lama setelah ayahnya meninggal, Ibunya kemudian menjual rumah
dan kendaraannya dan pindah ke Bandung bersama Habibie, sepeninggal ayahnya,
ibunya membanting tulang membiayai kehidupan anak-anaknya terutama Habibie.
Karena kemauan untuk belajar Habibie
kemudian menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai
tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta.
Habibie menjadi sosok favorit di
sekolahnya.
Masuk
ITB dan Kuliah di Jerman
Karena
kecerdasannya, Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk di ITB (Institut
Teknologi Bandung), Ia tidak sampai selesai disana karena beliau mendapatkan
beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di
Jerman, karena mengingat pesan Bung Karno tentang pentingnya Dirgantara dan
penerbangan bagi Indonesia maka ia memilih jurusan Teknik Penerbangan
dengan spesialisasi Konstruksi pesawat terbang di Rhein Westfalen Aachen
Technische Hochschule (RWTH).
Ketika sampai di Jerman,
beliau sudah bertekad untuk sunguh-sungguh dirantau dan harus sukses, dengan
mengingat jerih payah ibunya yang membiayai kuliah dan kehidupannya
sehari-hari. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1955 di Aachean, 99% mahasiswa
Indonesia yang belajar di sana diberikan beasiswa penuh. Hanya beliaulah yang
memiliki paspor hijau atau swasta dari pada teman-temannya yang lain.
Musim liburan bukan liburan bagi beliau
justru kesempatan emas yang harus diisi dengan ujian dan mencari uang untuk
membeli buku. Sehabis masa libur, semua kegiatan disampingkan kecuali belajar.
Berbeda dengan teman-temannya yang lain, mereka; lebih banyak menggunakan waktu
liburan musim panas untuk bekerja, mencari pengalaman dan uang tanpa mengikuti
ujian.
Beliau mendapat gelar Diploma Ing, dari
Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 dengan predikat Cumlaude (Sempurna)
dengan nilai rata-rata 9,5, Dengan gelar insinyur, beliau mendaftar diri untuk
bekerja di Firma Talbot, sebuah industri kereta api Jerman.
Pada saat itu Firma Talbot membutuhkan
sebuah wagon yang bervolume besar untuk mengangkut barang-barang yang ringan
tapi volumenya besar. Talbot membutuhkan 1000 wagon. Mendapat persoalan seperti
itu, Habibie mencoba mengaplikasikan cara-cara kontruksi membuat sayap pesawat
terbang yang ia terapkan pada wagon dan akhirnya berhasil.
Setelah itu beliau kemudian melanjutkan
studinya untuk gelar Doktor di Technische Hochschule Die Facultaet Fuer
Maschinenwesen Aachean kemudian Habibie menikah pada tahun 1962 dengan Hasri
Ainun Habibie yang kemudian diboyong ke Jerman, hidupnya makin keras, di pagi-pagi
sekali Habibie terkadang harus berjalan kaki cepat ke tempat kerjanya yang jauh
untuk menghemat kebutuhan hidupnya kemudian pulang pada malam hari dan belajar
untuk kuliahnya.
Istrinya Nyonya Hasri
Ainun Habibie harus mengantri di tempat pencucian umum untuk mencuci baju untuk
menghemat kebutuhan hidup keluarga. Pada tahun 1965 Habibie mendapatkan gelar
Dr. Ingenieur dengan penilaian summa cumlaude (Sangat sempurna) dengan nilai
rata-rata 10 dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean.
·
Rumus Faktor Habibie
Rumus yang di temukan
oleh Habibie dinamai "Faktor Habibie" karena bisa menghitung
keretakan atau krack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang
sehingga ia di juluki sebagai "Mr. Crack". Pada tahun 1967, menjadi
Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung. Dari tempat
yang sama tahun 1965.
Kejeniusan dan prestasi inilah yang
mengantarkan Habibie diakui lembaga internasional di antaranya:
- Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt
(Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman
- The Royal Aeronautical Society London
(Inggris)
- The Royal Swedish Academy of Engineering
Sciences (Swedia)
- The Academie Nationale de l'Air et de
l'Espace (Prancis)
- dan The US Academy of Engineering
(Amerika Serikat)
Sementara itu penghargaan bergensi yang
pernah diraih Habibie di antaranya :
- Edward Warner Award
- Award von Karman yang hampir setara
dengan Hadiah Nobel.
Di dalam negeri, Habibie mendapat
penghargaan tertinggi dari Institut Teknologi Bandung (ITB):
- Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana.
Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi,
penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat
dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award,
itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita.
Habibie hanya setahun kuliah di ITB
Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang
di Jerman dengan predikat Summa Cum laude. Lalu bekerja di industri pesawat
terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman,
sebelum memenuhi panggilan Presiden
Soeharto untuk kembali ke Indonesia.
- B.J Habibie Kembali Ke Indonesia
Di Indonesia, Habibie
20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan
BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah
oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto menjadi
Presiden Republik Indonesia ke 3.Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu
kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya Habibie dipaksa
pula lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka. Pidato
Pertanggungjawabannya ditolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara
biasa, kembali pula hijrah bermukim ke Jerman.
....Saya bilang ke Presiden, kasih saya
uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang
mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung
dengan negara manapun. Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang
berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita
yang beli pesawat dari negara mereka!
Sebagian Karya beliau dalam menghitung dan mendesain beberapa proyek pembuatan pesawat terbang :
* VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
* Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
* Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
* Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
* CN - 235
* N-250
* dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam menghitung dan mendesain:
• Helikopter BO-105.
• Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
• Beberapa proyek rudal dan satelit.
Sebagian Tanda Jasa/Kehormatannya :
* 1976 - 1998 Direktur Utama PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN.
* 1978 - 1998 Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
* Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi / BPPT
* 1978 - 1998 Direktur Utama PT. PAL Indonesia (Persero).
* 1978 - 1998 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam/ Opdip Batam.
* 1980 - 1998 Ketua Tim Pengembangan Industri Pertahanan Keamanan (Keppres No. 40, 1980)
* 1983 - 1998 Direktur Utama, PT Pindad (Persero).
* 1988 - 1998 Wakil Ketua Dewan Pembina Industri Strategis.
* 1989 - 1998 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis/ BPIS.
* 1990 - 1998 Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-lndonesia/lCMI.
* 1993 Koordinator Presidium Harian, Dewan Pembina Golkar.
* 10 Maret - 20 Mei 1998 Wakil Presiden Republik Indonesia
* 21 Mei 1998 - Oktober 1999 Presiden Republik Indonesia
Pada tanggal 22 Mei 2010, Hasri Ainun
Habibie, istri BJ Habibie, meninggal di Rumah Sakit Ludwig Maximilians
Universitat, Klinikum, Muenchen, Jerman. Ia meninggal pada hari Sabtu pukul
17.30 waktu setempat atau 22.30 WIB.
Kepastian meninggalnya Hasri Ainun dari
kepastian Ali Mochtar Ngabalin, mantan anggota DPR yang ditunjuk menjadi wakil
keluarga BJ Habibie. Ini menjadi duka yang amat mendalam bagi Mantan Presiden
Habibie dan Rakyat Indonesia yang merasa kehilangan.
Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya.
Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya,
pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap kisah mempunyai akhir, setiap mimpi
mempunyai batas.
....Selama 48 tahun saya tidak pernah
dipisahkan dengan Ainun, ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi
dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa
hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak
dengan saya. Gini ya...saya mau kasih informasi, Saya ini baru tahu bahwa ibu
Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan
tak pernah ada keluhan keluar dari ibu" Papar BJ Habibie.
Film Habibie dan Ainun
Pada Awal desember 2012, sebuah film
yang berjudul "Habibie dan Ainun" diluncurkan, film ini Mengangkat
kisah nyata tentang romantisme kedua saat remaja hingga menjadi suami istri dan
saat ajal memisahkan mereka. Film yang diambil dari buku terlaris karya BJ
Habibie, Film ini di garap oleh dua sutradara yaitu Faozan Rizal dan Hanung
Bramantyo, dengan pemeran Reza Rahadian sebagai Habibie dan Bunga Citra Lestari
sebagai Ainun Habibie.
Pidato BJ Habibie ketika berkunjung Ke
Garuda Indonesia
Dik, anda tahu, saya ini lulus SMA tahun
1954!” beliau membuka pembicaraan dengan gayanya yang khas penuh semangat dan
memanggil semua hadirin dengan kata “Dik” kemudian secara lancar beliau
melanjutkan “Presiden Soekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul, itu
sebenarnya memiliki visi yang luar biasa cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah
Rakyat! Ia tahu persis sebagai Insinyur, Indonesia dengan geografis ribuan
pulau, memerlukan penguasaan
B.J Habibie merupakan presiden indonesia
dan salah satu tokoh yang menginspi
rasi dunia Di usia muda, Bacharuddin
Jusuf Habibie sudah menggapai
prestasi gemilang. Ia memiliki karier
cemerlang di Jerman dan kemampuannya diakui dunia. Tak hanya itu, negara lain
pun ingin mempekerjakannya. Namun di tengah kesuksasan tersebut, B.J. Habibie
justru memilih kembali ke Indonesia. Mengabdikan diri pada bangsa.
Siapa tak kenal Prof. Dr.-Ing. Dr.
Sc.h.c. Bacharuddin Jusuf Habibie? Dialah salah satu tokoh kebanggaan
Indonesia. B.J Habibie sempat menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi
(Menristek) selama puluhan tahun, sebelum menjadi Wakil Presiden dan akhirnya
diangkat menjadi Presiden RI yang ketiga pada tahun 1998 (menggantikan
Soeharto). Kelahiran Parepare, 25 Juni 1936 ini berkuliah di Jerman, menekuni
bidang Teknik, hingga mendapat gelar Doktor.
Nggak sekadar cerdas dan lulus dengan
nilai terbaik, namun pria yang juga akrab disapa Rudi ini berhasil menemukan
teori tentang pesawat yang sangat berguna bagi dunia hingga sekarang.Teori tersebut dikenal dengan istilah :
- Habibie Factor,
- Habibie Theorem,
- dan Habibie Method.
Hebat banget, ya? Tak heran, berbagai
perusahaan ternama internasional ingin mempekerjakan B.J Habibie. Begitupula
dengan pemerintah negara lain.
Namun, suami dari alm. Hasri Ainun
Besari ini tetap dan selalu memilih bangsanya. Ia diminta kembali ke Indonesia
di tahun 1974 oleh pemerintah dan diberi tanggung jawab mengembangkan Industri
Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). B.J. Habibie juga dipercaya mengepalai bidang
riset dan teknologi (sebagai Menristek). Bertahun-tahun kemudian, Indonesia pun
berhasil membuat pesawat.
Tak hanya sampai di situ, ketika
menjabat sebagai presiden, pria yang hobi berenang ini juga dianggap berjasa
dalam perkembangan demokrasi serta kebebasan pers di Indonesia. Hingga kini pun
B.J. Habibie juga masih sangat aktif di bidang sosial dan pendidikan.
Diantaranya melalui The Habibie Center, lembaga non-profit kemasyarakatan yang
didirikannya.